Beberapa istilah lama yang pada masa ini dirasakan telah usang di antaranya disebut “Administrasi Personil”, atau “Manajemen Personalia”, atau “Administrasi Kepegawaian”, atau “Tatalaksana Kepegawaian” dan lain-lain yang sejenis. Demikianlah kenyataan pada Manajemen SDM yang oleh masyarakat ilmiah dibidangnya dewasa ini dipandang sebagai wujud kebenaran ilmiah yang terbaik untuk diimplementasikan dilingkungan organisasi sebagai proses kerjasama manusia, khususnya dalam bentuk usaha di bidang perekonomian, yang biasa disebut perusahaan atau industri. Perusahaan atau organisasi yang mengimplementasikan manajemen SDM secara sungguh-sungguh, baik dan benar, ternyata telah berhasil mewujudkan eksistensinya secara kompetitif dan mencapai sukses seperti diinginkan.
A.MANUSIA DAN ORGANISASI.
Manusia adalah makhluk Tuhan YME yang kompleks dan unik dan diciptakan dalam integrasi dua substansi yang tidak dapat berdiri sendiri. Substansi pertama disebut tubuh (fisik/jasmani) sebagai unsur materi, sedang substansi kedua disebut jiwa (rohani/psikis) yang bersifat sebagai unsur non-materi. Dalam keterpaduan kedua substansi itu manusia menjalani hidup dan kehidupan yang kompleks dan unik. Salah satu keunikannya yang mendasar adalah kehidupannya yang dibekali dengan hakekat kemanusiaan (manusiawi) yang terdiri dari :
1.Hakekat Individualitas.
Setiap individu manusia menyadari identitasnya yang tidak sama dengan individu yang lain. Setiap individu menyadari identitasnya yang tidak sama secara fisik dan psikis dari individu yang lain. Dalam ketidaksamaan itu, setiap manusia tampil sebagai individualitas, dan memerlukan perlakuan sesuai individualitasnya masing-masing.
2.Hakekat Sosialitas.
Setiap masnusia sebagai individu memerlukan ndividu yang lain. Tidak seorangpun manusia di muka bumi ini yang dapat hidup sendiri dan menyendiri tanpa komunikasi dengan sesama manusia. Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki hakekat sosialitas (kebersamaan) berupa kecenderungan untuk berada bersama pada satu tempat dan waktu yang sama, dengan saling berinteraksi.
3.Hakekat Moralitas.
Setiap manusia sebagai individu untuk dapat hidup secara harmonis bersama individu yang lain dalam bentuk masyarakat harus mampu membatasi diri masing-masing.
Dari uraian-uraian diatas jelas kiranya bahwa terbentuknya organisasi khususnya dalam bentuk usaha atau perusahaan, oleh hakekat kemanusiannya. Usaha itu yang dilakukan manusia melalui organisasi termasuk dalam bentuk perusahaan, pada dasarnya tertuju pada pemenuhan kebutuhan (need) sebagai manusia. Kemampuan memenuhi kebutuhannya itu merupakan prasyarat penting dalam menempatkannya pada kedudukan sesuai manusia.
Kebutuhan manusia antara lain :
1)Kebutuhan Fisik/Jasmaniah yang terdiri dari :
a). Kebutuhan Pangan (makan dan minum).
b). Kebutuhan Sandang (pakaian) dan Papan ( Perumahan).
c). Kebutuhan Seks (meneruskan keturunan).
d). Kebutuhan Kesegaran Jasmani berupa Udara Segar, Istirahat, dan Rekreasi termasuk Olah Raga.
2)Kebutuhan Psikologis yang terdiri dari:
a). Kebutuhan Rasa Aman (Fisik dan Pikir).
b). Kebutuhan akan Kepastian Masa Depan, termasuk memperoleh pendidikan yang memadai.
c). Kebutuha Sosial antara lain kebutuhan diakui/diterima dan dihormati, kebutuhan realisasi dan aktualisasi diri, kebutuhan kekuasaan dan lain-lain di dalam masyarakatnya.
3)Kebutuhan Spiritual.
Kebutuhan ini terutama sekali berbentuk kebebasan memeluk dan beribadah menurut agama masing-masing.
Dalam kenyataan Manajemen Sumber Daya Manusia dalam berorganisasi adalah untuk bekerja dalam rangak memenuhi kebutuhannya, sedang sebaliknya kebutuhan itu pulalah yang menjadi obyek manusia berorganisasi yang disebut perusahaan.